367.600 cmASL itulah tingginya puncak gunung semeru tanah
tertinggi pulau Jawa. Bukan hanya
sekedar 5cm tingginya. Dua tahun yang lalu tidak pernah terpikir untuk mendaki gunung, bagiku dulu buat apa capek - capek naik gunung terus sampai atas abis itu turun lagi. Awalnya Cuma mengunjungi bromo.
Terlihat dari sana puncak gagah berdiri menjulang di kejauhan. Dari situ terbesit keinginan untuk mendakainya. Apalagi pas naik gunung ijen tambah semakin merasakan hal lain kalau naik gunung. Suatu hal bahagia yang tiap orang pasti merasakannya berbeda - beda dan membuat takjub serta speechless.
Semeru mengeluarkan asap terlihat dari Kaldera Bromo |
Akhir – akhir ini semeru udah rame
banget yang mendaki. Setelah semeru dijadikan lokasi film 5cm yg menampilkan
keindahannya. Tapi naik gunung bukanlah hal yang mudah dan gampang. fisik,
logistik, perlengkapan, dan mental harus dipersiapkan dengan matang.
Perlengkapan |
Tepat 17 agustus aku berangkat. Sampai
Surabaya malam hari karena penerbangan terakhir, naik travel dari juanda, jalanan
sepi sekali. Mobil melaju dgn kencang sehingga kurang dari 2 jam sudah sampai Malang. Istirahat di kostan Yogi yg juga akan menjadi partner setia selama
pendakian nanti.
Esok harinya diisi dengan melengkapi perlengkapan dan logistik pendakian. Ada satu lagi teman saya yang ikut naik, Azis ini sudah pernah naik semeru tapi hanya sampai ranu kumbolo saja. Setelah koordinasi apa saja yang harus dibawa dan kami memutuskan berangkat setelah subuh naik motor sampai RanuPane.
Subuh – subuh udah bangun terus mandi, Malang emang dingin banget alhasil ngantuk hilang seketika karena air es di kamar mandi. Cek list kembali barang yang dibawa, kemudian naik motor dan ketemuan sama azis, Rupanya azis bawa satu temannya lagi. Langsung berangat ke daerah Tumpang, Stop dulu di pom bensin yang baru buka untuk isi premium dan menyiapkan persyaratan pendakian yaitu surat kesehatan dan foto cpy ktp.
Melanjutkan lagi perjalanan matahari mulai muncul tampaklah puncak gunung yang mengeluarkan asap, ternyata benar – benar tinggi sekali ya. Perjalanan dilalui dengan suka duka, tanjakan tiada henti, turun berkali – kali buat dorong motor yg gak kuat nanjuak atau pas jalan rusak (mungkin kalau bisa ngomong nih motor udah misuh – misuh gak jelas) Melewati desa yang peduduknya murah senyum dan istirahat sejenak untuk menikmati keindahan kaldera bromo yg membuat capek hilang seketika.
Jam 8 pagi sampai di RanuPane, ternyata desa atas gunung ini ramai sekali.
Banyak pendaki yang baru turun setelah momen 17an. Parkir motor di dekat
lapangan lalu berjalan ke arah pos pendaftaran, ternyata belum buka menunggulah
sekitar 1 jam sambil gerak ngangetin badan. Jam 9 pos akhirnya dibuka, mudah
saja ternyata hanya mengisi form yg isinya data pendaki dan logistik apa saja
yg dibawa kemudian membayar dgn 3 lembar uang ijo.
Berkumpulah kami ber-empat memanjatkan doa kepada yang maha kuasa agar perjalanan ini selamat sampai kembali turun nanti. Mulailah langkah awal bersejarah bagi saya yg pertama kali mendaki gunung tinggi, baru beberapa meter jalan “oh iya, kan belum sarapan kita?” nanggung ah, udah semangat jalan ini. Ya udah ngemil – ngemil aja sambil jalan.
Jalan terus gak ada istirahat, ritme jalan sedang aja. Setelah satu jam ketemu
pos 1 tapi udah penuh pendaki lain jadi istirahatnya di pinggir jalan aja
sambil lesehan. Istirahat sebentar jalan lagi kali ini ritme agak lambat jalan
mulai sempit dan agak rimbun gak tau berapa kali istirahat pos 2 lewat lalu
sampailah di pos 3 yg udah roboh. Disampingnya sudah menyambut tanjakan curam
nan berdebu. Tanjakan yg bikin nafas
putus – putus. Sampai atas langsung lesehan capek banget, tapi ini tanjakan
tinggi terakhir sebelum ranu kumbolo.
Bangkit lagi, jalan kali ini agak ngebut udah gak sabar buat liat surganya semeru (padahal pengen cepat” sampai terus masak dan makan banyak perut udah teriak”. Akhirnya jalan agak menurun rakum udah mulai nampak makin cepatlah kita jalan hingga sampailah di bawah pohon besar samping jalur duduk menikmati indahnya rakum dari atas. Rakum kala itu sedikit diselimuti kabut putih padahal jam 1 siang dan hari cerah hal yg tidak pernah kutemui di kota. Kabut – kabut tipis membuat sedikit mistis tapi udaranya itu loh... seger dan dingin.
Ternyata Azis tidak nge-camp di dekat tanjakan cinta, terlalu ramai dan berisik
katanya. Iya juga sih kita kan udah capek” naik gunung untuk mencari ketenangan
karna udah jenuh dgn kebisingan kota, makannya cari suasana tenang di gunung.
Dari bawah pohon tadi kita potong jalur turun ke tepi danau sambil prosotann... Eh aku malah keasikan pas prosotan sambil leyeh – leyeh tiduran. Dari jauh Azis teriak” udah di bawah aja tuh anak, turunlah aku dgn mode ngebut meninggalkan posisi wuenak tadi.
Esok harinya diisi dengan melengkapi perlengkapan dan logistik pendakian. Ada satu lagi teman saya yang ikut naik, Azis ini sudah pernah naik semeru tapi hanya sampai ranu kumbolo saja. Setelah koordinasi apa saja yang harus dibawa dan kami memutuskan berangkat setelah subuh naik motor sampai RanuPane.
Subuh – subuh udah bangun terus mandi, Malang emang dingin banget alhasil ngantuk hilang seketika karena air es di kamar mandi. Cek list kembali barang yang dibawa, kemudian naik motor dan ketemuan sama azis, Rupanya azis bawa satu temannya lagi. Langsung berangat ke daerah Tumpang, Stop dulu di pom bensin yang baru buka untuk isi premium dan menyiapkan persyaratan pendakian yaitu surat kesehatan dan foto cpy ktp.
Melanjutkan lagi perjalanan matahari mulai muncul tampaklah puncak gunung yang mengeluarkan asap, ternyata benar – benar tinggi sekali ya. Perjalanan dilalui dengan suka duka, tanjakan tiada henti, turun berkali – kali buat dorong motor yg gak kuat nanjuak atau pas jalan rusak (mungkin kalau bisa ngomong nih motor udah misuh – misuh gak jelas) Melewati desa yang peduduknya murah senyum dan istirahat sejenak untuk menikmati keindahan kaldera bromo yg membuat capek hilang seketika.
Bromo dari belakang |
Yogi aka. Ogel |
Berkumpulah kami ber-empat memanjatkan doa kepada yang maha kuasa agar perjalanan ini selamat sampai kembali turun nanti. Mulailah langkah awal bersejarah bagi saya yg pertama kali mendaki gunung tinggi, baru beberapa meter jalan “oh iya, kan belum sarapan kita?” nanggung ah, udah semangat jalan ini. Ya udah ngemil – ngemil aja sambil jalan.
Yogi & Yogi |
Kebun sayur penduduk |
Pos 1 |
Tukeran carrier |
Jembatan kayu |
Ogel kecapeaan |
Pos 3 udah roboh |
Tanjakan samping pos 3 |
Bikin nafas putus - putus |
Lesehan |
Bangkit lagi, jalan kali ini agak ngebut udah gak sabar buat liat surganya semeru (padahal pengen cepat” sampai terus masak dan makan banyak perut udah teriak”. Akhirnya jalan agak menurun rakum udah mulai nampak makin cepatlah kita jalan hingga sampailah di bawah pohon besar samping jalur duduk menikmati indahnya rakum dari atas. Rakum kala itu sedikit diselimuti kabut putih padahal jam 1 siang dan hari cerah hal yg tidak pernah kutemui di kota. Kabut – kabut tipis membuat sedikit mistis tapi udaranya itu loh... seger dan dingin.
Kalau ada pohon berlumut ini, berarti Kumbolo sudah dekat |
Kabut tipis |
Hilang capeknya |
Liat aja tuh mukanya senang banget kan |
Dari bawah pohon tadi kita potong jalur turun ke tepi danau sambil prosotann... Eh aku malah keasikan pas prosotan sambil leyeh – leyeh tiduran. Dari jauh Azis teriak” udah di bawah aja tuh anak, turunlah aku dgn mode ngebut meninggalkan posisi wuenak tadi.
Keasikan tidur - tiduran |
Sampai bawah Azis ngediriin tenda, emang rencana
awal azis sama temennya Cuma sampai rakum aja padahal udah sering dia kesemeru
tapi Cuma sampai rakum aja, gak tau kenapa mungkin dia penikmat danau bukan penikmat
puncak Wuahahaha....
Aku sama Yogi masak lauk dan berbekal nasi bungkus
beli di RanuPane tadi. Makan sampai bersih tak bersisa satu butir nasipun,
kemudian kita re-packing dan berpamitan sama Azis. Melanjutkan kembali
perjalanan berdua saja kali ini tidak ada yang mengetahui jalur selanjutnya.
Yang kuandalkan hanyalah ingatan akan bacaan catatan perjalanan dari internet
dan video dokumenter yg pernah kutonton. Sampailah kita di tanjakan cinta,
tanjakan yg sangat melegenda. Gak pake noleh berhasil sampai atas tanjakan
cinta, kelihatanya aja tanjakan ini cetek aslinya... hehh rasain aja sendiri.
Dari sini kita lanjut oro –oro ombo kemudian kita ketemu lima orang pendaki lain dari jakartaa dan surabayaa (jug gijag gijug gijag.. gijug... hatiku gembiraa..) lohhh. Dari sini kita memutuskan menjadi satu rombongan karena mempunyai tujuan yang sama. Tapi diantara mereka juga belum pernah mendaki semeru, haduhh... tapi tenang jalur semeru jelas kok asal gak potong kompas aja.
Sampai cemoro kandang istirahat agak lama, rencana mau ngebut biar gak kemalaman batal, tak apalah itung” simpan tenaga buat summit malam. Cemoro kandang awalnya aja tanjakan dikit” lalu mulai tanjakan tinggi lagi.
Diatas tanjakan ini namanya Jambangan dari sini Kalimati sudah dekat. Jalur bonus di depan mata turunan sampai di kalimati. Di kalimati kita memutuskan untuk camp disisi utara atau di seberang pos kalimati karena udah lelah sekali dan disini lahan masih luas. Kemudian kita mendirikan tenda berdekatan dan memasak makan malam. Menu malam ini nasi mie telur kornet sambil ngeteh... sengaja gak ngopi biar bisa cepat tidur.
Selesai makan beres” perlengkapan, buat summit Cuma bawa daypack isinya obat”an cemilan minuman. Bergegas kita tidur dan janjian buat nanjak jam 00.00.
Lanjut Post 2......
Ranu kumbolo sore hari |
Bidik terus |
Tepi danau |
dibawah tanjakan cinta |
pucuk - pucuk - pucuk |
semangat betul mau naik |
oro - oro ombo |
landscape |
savana luas |
Sampai cemoro kandang istirahat agak lama, rencana mau ngebut biar gak kemalaman batal, tak apalah itung” simpan tenaga buat summit malam. Cemoro kandang awalnya aja tanjakan dikit” lalu mulai tanjakan tinggi lagi.
memasuki cemoro kandang |
cemoro kandang |
Diatas tanjakan ini namanya Jambangan dari sini Kalimati sudah dekat. Jalur bonus di depan mata turunan sampai di kalimati. Di kalimati kita memutuskan untuk camp disisi utara atau di seberang pos kalimati karena udah lelah sekali dan disini lahan masih luas. Kemudian kita mendirikan tenda berdekatan dan memasak makan malam. Menu malam ini nasi mie telur kornet sambil ngeteh... sengaja gak ngopi biar bisa cepat tidur.
Dapur outdoor |
Lanjut Post 2......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar