Jam 23.30 aku terbangun
karena hawa dingin yg nyucuk” tulang. Mau lanjut tidur lagi gak bisa, kemudian
keluar untuk pipis sampai luar badan gemetar semua kedinginan. Setelah itu nyiapin
makan buat berdua. Jam 00.00 ku bangunkan rombongan di tenda sebelah. Mereka
pun langsung bergegas siap”. Kita berdua malah asik makan. Mau nawarin
makanannya Cuma dikit, masa iya mereka kita bagiin kuah doang? Sebaiknya
sebelum summit makan dulu karena summit membutuhkan tenaga yang besar.
Tepat pukul 00.30 kami berdoa dan berangkat menuju summit, dari sini seharusnya
kita menuju timur atau kiri pos kalimati kalau dari tempat camping. Kita malah menuju
belakang pos Kalimati setelah diamati kok gak ada jalur yang jelas, akhirnya
kita tanya sama pendaki lain. Ternyata jalurnya ke arah kiri lalu turun jurang
kemudian mulai naik tanjakan menuju arcopodo. Dari sini jalur tanjakan terus
tetapi masih ada tanaman. Disini kita kita harus melangkah hati” karena kalau lebih
jeli melihat kanan kiri kita adalah jurang tinggi. Disini debu berterbangan dan
angin gunung sangat kencang menimbulkan suara di kejauhan. Jam 2 kita sampai di
Arcopodo, disini ketemu pendaki cewek cantik sendirian jalannya ngebut gak bawa
tas. Kita negur dianya diem aja, kita tawarin minum langsung diambil kehausan
sekalinya. Ternyata dia sampai Arcopodo duluan rombongannya masih tertinggal di
belakang.
|
arcopodo |
Agak lama kita di Arcopodo istirahat, kemudian berangkat lagi tak
berapa lama sampailah di batas vegetasi. Dari sini terlihat lampu” pendaki
didepan, ternyata banyak pendaki yg summit malam ini. Kita melewati jalur
sempit yg kanan kiri jurang dan sepertinya hanya bisa dilalui 2 orang saja.
Lihat depan bokong orang, lihat belakang kepala teman, disini mau tidak mau kita harus mematuhi kebiasaan yaitu antrii. Setelah jalur ini jalur melebar
kita bedua mulai berpisah dgn rombongan lain, meninggalkan mereka di belakang.
Jalur dihiasi pasir dan batu, disini kita harus hati hati menginjak batu.
|
lereng |
|
sunrise |
|
masih naik |
|
landscape |
|
naik naik naik |
|
masih lereng |
Jika
salah menginjak batu longgar maka batu akan tergelincir ke bawah membahayakan
pendaki lain. Disini melangkah sangat berat mungkin lima kali melangkah
istirahat, awalnya saya barengan sama Yogi, tidak lama dia melaju jauh ke atas
lalu menghilang dari pandangan. Disini gak Cuma fisik yang dibutuhkan tapi juga
Mental! Klo dilihat kebawah saat istirahat bingung juga gimana turunya dari
tanjakan curam ini. Ada pendaki lain yg nyeletuk “udah gak usah pikirin
turunnya, pentik naik dulu sampai atas”. Banyak sekali godaan saat naik ini,
saat sunrise aku masih di tengah tanjakan, naik lagi dikit ada pendaki yg udah
turun dari puncak, naik lagi ketemu pendaki yg nyerah memutuskan untuk turun,
naik lagi ketemu cewek cantik tadi ternyata dia nyerah dan balik kebawah.
|
sunrise lagi |
|
masih jauh |
|
udah dekat |
|
pasir pasir |
Dari
awalnya banyak orang disekeliling aku, akhirnya seperti hanya aku sendiri di
jalur ini. Gak ada teman ngobrol, sempat mau nyerah untuk kembali kebawah.
Ketemu pendaki yg udah turun dari puncak terus nanya “masih jauh mas?” disini
jawabannya beragam ada yg bilang “udah dekat kok” “ini setengah lagi kok mas”
“45 menit lagi mas” yang lebih mainstream bilang “belum ada setengahnya ini”
Disini sudah berkecamuk di pikiran mau lanjut atau nyerah turun. Akhirnya aku
duduk di pinggir jalur ada mungkin 20menit aku duduk disitu buka tas ambil
minum ngemil coklat. Terlihat hp di dalam tas iseng – iseng kunyalakan hp itu,
tak disangka ternyata ada sinyal di atas ini!! Langsung ku cari di kontak yaitu
no ibuku tercinta, panggilan pertama tak ada jawaban panggilan kedua langsung diangkat,
begini kira” percakapan waktu itu: “Bu, aku lagi ditengah jaur Semeru nih Bu.
Gak kuat naik capek banget tinggi gunungnya”.
“Ya udah turun aja kalau gak kuat jangan dipaksaiin, nanti malah
bahaya”. “Nanggung Bu, udah setengah ini.
Bu aku minta doanya aja supaya diberi kekuatan biar sampai atas”. “Iya ibu pasti doain kamu, hati – hati
ya”. “Iya bu makasih”. Setelah itu minum
lagi satu tegukan, langsung tancap keatas. Entah tenaga dari mana yg kudapat,
waktu jalan perasan hati senang aja gak ada capek. Ku balap pendaki – pendaki
lain yg td beriringan denganku. Mendekati puncak terdapat tebing yg ada
celahnya untuk kita lewati itu menandakan puncak sudah di depan mata. Dari
kejauhan terdengar suara memanggil – manggil namaku sambil lambai – lambai tangan.
|
ini namanya samudera di atas awan |
|
tidak lupa bersyukur |
|
puncaknya luas |
|
kurang keren apa coba |
|
yogi & yogi |
|
sleep everywhere |
Ternyata itu yogi yg lagi istirahat dekat tebing, bahagia sekali rasanya bisa
bersama – sama lagi berjalan menuju puncak tertinggi jawa. Setelah tebing
terlihatlah pasak” kecil bendera merah putih. Puncak di depan mata, sambil
jalan tak sadar aku tertawa – tawa sendiri senyum bahagia dan meneteskan air
mata. Ya, diumur ku 20 th aku menangis bahagia sampai di puncak Mahameru
sungguh perjuangan yg tidak mudah bagiku. Tidak lupa untuk sujud syukur atas
nikmat ini. Selanjutnya kita menikmati pemandangan sekeliling dari puncak.
Terlihat dari sini manusia hanyalah makhluk kecil yg tidak ada apa – apanya di
bandingkan sang pencipta, karena itu masih pantaskah kita untuk sombong?
|
penanda batas vegetasi yaitu bendera zublin |
Diatas kita hanya sebentar karena angin sangat kencang, daypack aku saja kuletakkan
di tanah menggelinding karena derasnya angin. Saat turun inilah yg paling
mendebarkan, menaiki tanjakan pasir ini ±5jam tapi untuk turun hanya butuh 30
menit. Kita main ski pasir, tapi igat untuk selalu hati – hati karena kalau
kita keluar jalur utama akan berakhir di jurang sedalam 75 meter. Disitulah
zona merah untuk pendaki, sudah banyak korban yg jatu di jurang itu.
Sampai
Arcopodo kita kekurangan air, kita turun
sambil sedikit lari untuk sampai di tenda. Akhirnya sampi tenda jam 10.00, tak
banyak yg dilakukan setelah menyantap roti langsung tidur lelap, disini baru
terasa kaki sangat lelah. Kita bangun jam 2 siang kemudian masak dan makan.
Setelah ini kita mau lanjut ke Rakum dan bergabung lagi sama Azis, Kita gerak
cepat prepare dan packing lagi.
|
background tenda dan mahameru |
|
Mahameru dari Kalimati |
Disaat kita prepare rombongan Jkt dan Sby udh
mulai jalan untuk ke Rakum, ternyata tak ada satupun dari mereka yg sampai
atas. FYI: batas waktu diatas puncak hanya sampai sekitar jam 10.00 setelah itu
tidak boleh berada di puncak karena adanya gas beracun. Disini kami berpisah,
kemudian packing dan mengumpulkan sampah kita untuk dibawa turun. Jam 3 sore
kita berangkat menuju Rakum pake mode super ngebut karena tidak mau kemalaman
sampai Rakum akhirnya sampai Cemoro Kandang hari masih terang istirahat dulu
agak lama,
|
dari cemoro kandang |
|
oro - oro ombo sore itu |
|
masih savana luas |
|
dari oro - oro ombo |
|
istirahat |
|
atas tanjakan cinta sore itu |
|
camp area bawah tanjakan cinta |
Dilanjutkan perjalanan ke danau menuruni tanjakan cinta mencoba
jalur melipir danau dan sampailah di tenda Azis. Sampai diisana kita disuruh
Azis buat istirahat saja. Azislah yg mendirikan tenda kami, temannya membuatkan
roti maryam dgn topping skm ditemani secangkir kopi hangat dipinggir Ranu
Kumbolo sebuah perpaduan yang nikmat. Oh iya makasih banget buat Azis, tau aja
kalau kita capek banget kamu memang temang yang baik. Logistik kita serahkan pada temannya Azis untuk ditangani oleh ahlinya... kita
tinggal makan aja hahahaaa... Malam hari tidak ada kegiatan yg dilakukan hanya
tidur didalam tenda masing”. Malam hari dilauli dgn terbangun tiba” karena
dinginnya ranu kumbolo menembus sleeping bag.
Keesokan paginya berdebar debar
nunggu sunrise istemewa, dari kejauhan tampak di area bawah tanjakan cinta
banyak pendaki yg juga menanti sunrise. Terbitlah matahari perlahan menyinarkan
sinar orangenya permukaan Ranau Kumbolo sedikit mengeluarkan embun langit cerah
lengkaplah pemandangan pagi itu. Selanjutnya yang kita lakukan adalah foto –
foto sambil menikmati indahnya rakum.
|
kumbolo |
|
kumbolo |
|
langitnya broo.... |
|
Ruameee |
|
Udaranya suegerr |
|
tanjakan cinta nan jauh disana |
Jam 9 kita prepare dan packing untuk
kembali ke Ranupane, Aku dan yogi ambil kecepataan sedang, azis dan temannya
pake speed tinggi baru istirahat sebentar udah ilang aja didepan. Jam 12 lewat kami sampai di ranupane lebih
cepat dibandingkan waktu naik kemarin. Langsung menuju pos pendaftaran untuk
lapor turun kemudian cari warung buat makan.
|
Hijau luas memandang |
|
Ranu Kumbolo |
|
Ranu Kumbolo |
|
pasti bikin kangen nih danau |
|
Kumbolo |
Alhamdulillah perjalanan kali ini berhasil dan sukses, naik gunung gak cuma sekedar jalan - jalan biasa. Naik gunung penuh dengan makna dan pelajaran hidup. Terima kasih banyak buat teman - teman yang udah membantu selama perjalanan ini. Yogi yg udh jadi teman setia seperjuangan, Aziz dan teman yang udah baik banget bantu aku selama di gunung dan terutama orang tua yang selalu berdoa untuk keselamatan anaknya ini. Terima kasih ibu atas doamu memberikan tenaga ekstra waktu hampir menyerah.
|
Seperjuangan |
|
Terima kasih teman - teman |
|
Mungkin ini bisa menggambarkan saya |
God Job Yogi....
BalasHapusOh God, That's Beautiful place and landscape.
berharapa bisa kesana juga jika Allah mengizinkan.
But when?
Apakah hanya sekedar ingin? Hikz....
Iya mbak, asli keren banget pemandangannya
Hapusharus dong harus yakin bisa,
tapi persiapkan dulu semuanya biar lancar perjalanannya