Powered By Blogger

Minggu, 04 November 2012

KAWAH IJEN

Kawah Ijen adalah danau sulfur (belerang) yang berada di ketinggian 2.148 mdpl. Berlokasi di wilayah perbatasan Bondowoso dan Banyuwangi, Jawa Timur.  Kawah ini memiliki air Kawah yang bewarna hijau tosca. Jika kalian sedang menaiki pesawat dari Surabaya – Bali maka kalian akan melihat keindahan air danau yang membuat kalian penasaran untuk melihat dari dekat.


IJEN CRATER

            Jam 19.00 sampailah kami di Kota Bondowoso, cari warung buat makan malam dan istirahat sebentar, Jam 20.00 kami memutuskan melanjutkan perjalanan untuk ke Kawah Ijen.

RUTE

Dari Bondowoso kita menuju Wonosari, diantara kita belum ada yang pernah ke Kawah Ijen. Alhasil kita pun banyak bertanya sepanjang perjalanan. Di Wonosari kita belok kanan di simpang Gardu Atak (kalau dari arah Jember). Sekitar 30 menit kemudian kita sampai di desa Sukosari, isi bensin dulu dan tanya penduduk sekitar arah ke Kawah Ijen. Dari sini perjalanan baru dimulai (perjalanan berat maksudnya) Sebenarnya kami tidak disarankan penduduk buat naik ke atas, karena hari sudah gelap, jalanan rusak dan pasti sangat sepi. Tapi kami tetap melanjutkan perjalanan. Ternyata benarr... kami tidak bertemu satupun kendaraan sepanjang perjalanan, saat jalan sudah mulai menanjak jalanpun berubah dari aspal menjadi aspal – aspalan (aspal yg terkelupas maksudnya) Perjalanan semakin lengkap karena hujan rintik menemani kami sepanjang jalan. Setelah melewati jalanan rusak yg terasa sangat lama perjalanannya. Desa Sempol terlihat dari kejauhan, cahaya – cahaya lampu rumah tampak bersinar di kegelapan. Disini kita akan meneemui pos Perkebunan kopi, Kita harus izin dan mengisi buku tamu untuk melewati Kebun kopi. Kita ditanya kenapa malam hari menuju Kawah Ijennya?  Kita akan melewati 3 portal penjagaan, Yang pertama di pos perizinan ini, Kemudian melewati perkampungan dan kebun kopi di kiri dan kanan jalan. Sampai di pos 2 langsung di bukakan portal oleh petugas. Dari pos 2 jalan mulai menanjak dan menyempit. Sampai di pos 3 kami bingung karena portalnya tidak terbuka, ternyata bapak penjaganya ketiduran. Setelah memanggil – manggil Bpknya pun terbangun dan menanyakan tujuan kita kemudian membukakan portalnya. Dari Pos 3 jalan kembali menanjak dan sangat sepi.



            Jam 22.00 sampailah kami di Paltuding, Disinilah Pemberhentian terakhir untuk ke Kawah Ijen. Dari sini harus berjalan kaki kalau mau ke Kawah. Sampai di Paltuding hujan sudah reda. Bpk penjaga menanyakan tujuan kami, Beliau menyarankan kami buat nginap dulu dan mendaki esok harinya. Kami memutuskan buat ke warung dan memesan kopi panas, herannya baru 5 menit kopi diletakkan di meja sudah menjadi kopi dingin (kebayang kan gimana dinginnya). Langit sangat cerah bintang – bintang terlihat dengan jelas. Kami memutuskan buat tidur di warung setelah meminta izin dengan pemilik warung. Dengan menggabungkan kursi – kursi jadilah tempat tidur sementara. 


bobo dulu...

Sekitar jam 04.00 kami bersiap2 menuju kawah, tidak lupa sarapan dahulu. Disini kami bertemu rombongan dari Jogja dan memutuskan mendaki bersama karena diantara mereka ada yg pernah mendaki.


rombongan dari jogja

            Trek awal jalanan masih sedikit mendaki, 15 menit kemudian mulailah jalanan berat, cukup tinggi jalan yg kita lalui, setelah 40 menit sampailah kita di pos bunder. Disini bertemu para pemikul belerang. Istirahat sebentar melanjutkan kembali jalan, jalur berubah dari yg tadi cukup lebar menjadi jalur sempit dan berkelok – kelok. Akhirnya setelah 90 menit mendaki sampailah di bibir Kawah Ijen.






        Ternyata benar ada api biru di Kawah Ijen yg hanya terlihat sekitar jam 02.00 – 05.00 (inilah yg membuat aku bersikeras buat ke Kawah meskipun malam hari). Menikmati api biru sambil menunggu mentari terbit. Saat matahari mulai meninggi terlihatlah keindahan air danau yang hijau tosca dengan bibir kawah yyang sangat luas. Juga gunung di sekitar Kawah yg masih tertutup awan lerengnya. 




api biru






Diam sejenak menikmati indahnya Kawah dan bersyukur diberi kesempatan melihat ini. Setelah itu foto – foto, kami tidak turun ke kawah karena sepupu aku sudah kelelahan. 



















         Makin siang pengunjung semakin ramai, tapi kok... Turis asing lebih banyak dari orang lokal skitar 90% yg kutemui turis asing sisanya orang lokal. Yaa.. itulah Indonesia selalu menarik turis asing buat mengunjunginya. Saat kami kembali ke paltuding kami bertemu penambang belerang yg sedang memikul belerangnya. Saat istirahat kami menghampiri penambang untuk berbincang – bincang. Ternyata beban yg mereka pikul sekitar 80 kg. Dan mereka biasanya hanya bisa 2 kali menambang karena beratnya beban dan medan. Perjalanan turun terasa lebih cepat, di perjalan kami bertemu turis – turis asing dan saling bertegur sapa.





         Sampai di Paltuding kita mengambil motor dan melanjutkan perjalanan untuk pulang. Rute pulang berbeda dengan berangkat. Kami mencoba melewati jalur Banyuwangi yg terkenal rusak parah. Untung saja jalan pulang banyak turunannya, jalannya rusak parah batu – batu besar berserakan di jalan. Hanya mobil 4wd yg berani melewati ini. Jalan pulang cukup membuat kami lelah, karena harus menuntun motor kalu melewati jalan yg sangat rusak dan tanjakan. Tapi jalur ini lebih cepat dibandingkan jalur berangkat.




jalur Banyuwangi

Parah asli!!

20 juli 2012

2 komentar:

  1. Kereeen Yogii... kapan yah bisa Mendaki rame-rame. Alam selalu bercerita banyak, yang hanya mampu didengar oleh mereka yang mencintainya... Salam Blooger dan salam Lestari.. he he

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mbak, ini juga coba" ngeblog. biar gak lupa pengalamannya. gunung memang selalu menakjubkan dari awal melihatnya,

      Hapus