Kawah Ijen adalah danau sulfur
(belerang) yang berada di ketinggian 2.148 mdpl. Berlokasi di wilayah
perbatasan Bondowoso dan Banyuwangi, Jawa Timur. Kawah ini memiliki air Kawah yang bewarna
hijau tosca. Jika kalian sedang menaiki pesawat dari Surabaya – Bali maka
kalian akan melihat keindahan air danau yang membuat kalian penasaran untuk
melihat dari dekat.
|
IJEN CRATER |
Jam
19.00 sampailah kami di Kota Bondowoso, cari warung buat makan malam dan
istirahat sebentar, Jam 20.00 kami memutuskan melanjutkan perjalanan untuk ke
Kawah Ijen.
|
RUTE |
Dari Bondowoso
kita menuju Wonosari, diantara kita belum ada yang pernah ke Kawah Ijen.
Alhasil kita pun banyak bertanya sepanjang perjalanan. Di Wonosari kita belok
kanan di simpang Gardu Atak (kalau dari arah Jember). Sekitar 30 menit kemudian
kita sampai di desa Sukosari, isi bensin dulu dan tanya penduduk sekitar arah
ke Kawah Ijen. Dari sini perjalanan baru dimulai (perjalanan berat maksudnya)
Sebenarnya kami tidak disarankan penduduk buat naik ke atas, karena hari sudah
gelap, jalanan rusak dan pasti sangat sepi. Tapi kami tetap melanjutkan
perjalanan. Ternyata benarr... kami tidak bertemu satupun kendaraan sepanjang
perjalanan, saat jalan sudah mulai menanjak jalanpun berubah dari aspal menjadi
aspal – aspalan (aspal yg terkelupas maksudnya) Perjalanan semakin lengkap
karena hujan rintik menemani kami sepanjang jalan. Setelah melewati jalanan
rusak yg terasa sangat lama perjalanannya. Desa Sempol terlihat dari kejauhan,
cahaya – cahaya lampu rumah tampak bersinar di kegelapan. Disini kita akan
meneemui pos Perkebunan kopi, Kita harus izin dan mengisi buku tamu untuk
melewati Kebun kopi. Kita ditanya kenapa malam hari menuju Kawah Ijennya? Kita akan melewati 3 portal penjagaan, Yang
pertama di pos perizinan ini, Kemudian melewati perkampungan dan kebun kopi di
kiri dan kanan jalan. Sampai di pos 2 langsung di bukakan portal oleh petugas.
Dari pos 2 jalan mulai menanjak dan menyempit. Sampai di pos 3 kami bingung
karena portalnya tidak terbuka, ternyata bapak penjaganya ketiduran. Setelah
memanggil – manggil Bpknya pun terbangun dan menanyakan tujuan kita kemudian
membukakan portalnya. Dari Pos 3 jalan kembali menanjak dan sangat sepi.
Jam
22.00 sampailah kami di Paltuding, Disinilah Pemberhentian terakhir untuk ke
Kawah Ijen. Dari sini harus berjalan kaki kalau mau ke Kawah. Sampai di
Paltuding hujan sudah reda. Bpk penjaga menanyakan tujuan kami, Beliau
menyarankan kami buat nginap dulu dan mendaki esok harinya. Kami memutuskan
buat ke warung dan memesan kopi panas, herannya baru 5 menit kopi diletakkan di
meja sudah menjadi kopi dingin (kebayang kan gimana dinginnya). Langit sangat
cerah bintang – bintang terlihat dengan jelas. Kami memutuskan buat tidur di
warung setelah meminta izin dengan pemilik warung. Dengan menggabungkan kursi –
kursi jadilah tempat tidur sementara.
|
bobo dulu... |
Sekitar jam 04.00 kami bersiap2 menuju
kawah, tidak lupa sarapan dahulu. Disini kami bertemu rombongan dari Jogja dan
memutuskan mendaki bersama karena diantara mereka ada yg pernah mendaki.
|
rombongan dari jogja |
Trek
awal jalanan masih sedikit mendaki, 15 menit kemudian mulailah jalanan berat,
cukup tinggi jalan yg kita lalui, setelah 40 menit sampailah kita di pos
bunder. Disini bertemu para pemikul belerang. Istirahat sebentar melanjutkan
kembali jalan, jalur berubah dari yg tadi cukup lebar menjadi jalur sempit dan
berkelok – kelok. Akhirnya setelah 90 menit mendaki sampailah di bibir Kawah
Ijen.
Ternyata benar ada api biru di Kawah
Ijen yg hanya terlihat sekitar jam 02.00 – 05.00 (inilah yg membuat aku
bersikeras buat ke Kawah meskipun malam hari). Menikmati api biru sambil
menunggu mentari terbit. Saat matahari mulai meninggi terlihatlah keindahan air
danau yang hijau tosca dengan bibir kawah yyang sangat luas. Juga gunung di
sekitar Kawah yg masih tertutup awan lerengnya.
|
api biru |