Powered By Blogger

Senin, 04 Januari 2016

SEMERU LAGI

Awan itu, bukan itu kabut… awan itu, kabutt!! awann!!!

    Setelah melewati semester akhir perkuliahan dan sidang yang mendebarkan, dan revisi yang mengasikkan. Hahaha kenapa asik, karena tinggal satu tahap ini kita menuju wisuda. Yeaahh…!!!
Gak lengkap rasanya untuk tidak melampiaskan penat dan stress yang sudah dialami, tapi kalau diingat ingat tugas akhir itu susah susah asik ya. Ngumpul terus sama teman, ke kampus cuma bimbingan dosen gak ada belajar di kelas. Pokoknya bebas lah.. Paling cuma ngumpul di lab.

MAHAMERU
     Semeru tujuan kita, sekitar sebulan sebelum berangkat kita persiapkan semua dari; tas, tenda, jaket, dan tentu saja fisik. Saya, Ikbal, Rustan, Dede, Riski, Ucup, Bayu semuanya teman kampus Dadan dan Sabirin teman SMA dan teman di kampung. Detail – detail lainnya aku yang menyiapkan dibantu teman di Malang Yogi ogel dan Auzan thank you brother.

Dari Kiri atas ke kanan; YOGI, RUSTAN, IKBAL, BAYU, DEDE, RISKI, YUSUF, SABIRIN, DADAN

     3-6 september 2014 4 hari kita akan digunung dan gak mandi, hihihi… Berangkat tgl 31 august malam sampai di Sby nginap dulu di hotel suka-suka Aka. Bandara, Tgl 1 sep menuju malang pake 1 avanza dimuati oleh 8 orang beserta carrier yg gede, jadi pindang dah Maaf teman. Dadan dan Dede menyusul di Malang.
Hotel suka suka
iwak pindang
      Sampai di Malang nginap di Kosabra, Sengaja agak lama di malang untuk ngumpulin tenaga, adaptasi dingin, dan persiapkan perlengkapan lain. “Wih air baknya air es broo” Bayu keluar lagi gak jadi mandi. Alhasil jam mandi dirubah jam 12 siang, maklumlah Balikpapan gak sedingin Malang. Besoknya kita jalan – jalan cari perlengkapan, makan – makan enak.


Menunggu siang baru mandi
 

Ditraktir DEDE istrinya ulang tahun
       Tgl 3 sep subuh Angkot yg dicarter datang, melajulah angkot di sunyinya jalan malang. Tiba di Tumpang masih kosong dan sepi, duduk – duduk dulu di pangkalan jeep. Aku sempatkan jalan ke pasar tradisional membeli sayur untuk perbekalan. “Hati hati mas, Meru lagi dingin – dinginya” begitulah aku diingatkan oleh ibu penjual sayur. “Nggih bu, matur suwun” dalam hati dingin gimana sih, kan aku pernah kesana dinginnya sama aja.


Pangkalan Jeep
Siap siap naik
Full team
       Sekitar jam 6 jeep datang, Naik jeep itu kaya gimana ya… Umpel – umpelan tapi asik banget bisa liat pemandangan sekitar, hirup angin gunung sampai hidung meler, pokoknya gak ada yg mau duduk di depan, semuanya berdiri di bak belakang. Sudah pasti jeep akan berhenti di view point belakang Bromo. Tempat yang wajib di datangi kala matahari masih belum tinggi – tingginya. Lanjut lagi ke Desa Ranupani, sampai sana sarapan dan urus Simaksi.


Diatas jeep



     Jam 8 kita mulai jalan, tanjakan panjang pertama kita lalui tanpa berhenti tapi sampai atas langsung tepar semua, Hahahaha. Baru permulaan sudah kaget ini badan, mulai jalan lagi tapi kali ini dengan ritme. Sebelum pos 1 sabirin mengalami kram di kakinya, Kita bagi – bagi beban tasnya untuk meringankan dan keluarlah ilmu rustan dalam pijat memijat. Setelah agak enak jalan lagi, tapi gak bisa cepat – cepat. Pos 1 terlewati, Pos 2 terlewati, Pos 3 didepan dan disampingnya menanti tanjakan super debu. Jam 2.30 sampai di atas Ranu Kumbolo masih ada 30 menit menuju camp area dibawah tanjakan cinta.


gerbang masuk

Rabu, 19 Februari 2014

Miracle above the mountain

       Jam 23.30 aku terbangun karena hawa dingin yg nyucuk” tulang. Mau lanjut tidur lagi gak bisa, kemudian keluar untuk pipis sampai luar badan gemetar semua kedinginan. Setelah itu nyiapin makan buat berdua. Jam 00.00 ku bangunkan rombongan di tenda sebelah. Mereka pun langsung bergegas siap”. Kita berdua malah asik makan. Mau nawarin makanannya Cuma dikit, masa iya mereka kita bagiin kuah doang? Sebaiknya sebelum summit makan dulu karena summit membutuhkan tenaga yang besar.

         Tepat pukul 00.30 kami berdoa dan berangkat menuju summit, dari sini seharusnya kita menuju timur atau kiri pos kalimati kalau dari tempat camping. Kita malah menuju belakang pos Kalimati setelah diamati kok gak ada jalur yang jelas, akhirnya kita tanya sama pendaki lain. Ternyata jalurnya ke arah kiri lalu turun jurang kemudian mulai naik tanjakan menuju arcopodo. Dari sini jalur tanjakan terus tetapi masih ada tanaman. Disini kita kita harus melangkah hati” karena kalau lebih jeli melihat kanan kiri kita adalah jurang tinggi. Disini debu berterbangan dan angin gunung sangat kencang menimbulkan suara di kejauhan. Jam 2 kita sampai di Arcopodo, disini ketemu pendaki cewek cantik sendirian jalannya ngebut gak bawa tas. Kita negur dianya diem aja, kita tawarin minum langsung diambil kehausan sekalinya. Ternyata dia sampai Arcopodo duluan rombongannya masih tertinggal di belakang.



arcopodo

           Agak lama kita di Arcopodo istirahat, kemudian berangkat lagi tak berapa lama sampailah di batas vegetasi. Dari sini terlihat lampu” pendaki didepan, ternyata banyak pendaki yg summit malam ini. Kita melewati jalur sempit yg kanan kiri jurang dan sepertinya hanya bisa dilalui 2 orang saja. Lihat depan bokong orang, lihat belakang kepala teman, disini mau tidak mau kita harus mematuhi kebiasaan yaitu antrii. Setelah jalur ini jalur melebar kita bedua mulai berpisah dgn rombongan lain, meninggalkan mereka di belakang. Jalur dihiasi pasir dan batu, disini kita harus hati hati menginjak batu. 


lereng

sunrise

masih naik

landscape

naik naik naik

masih lereng

SEMERU "Keajaiban di atas gunung"

         367.600 cmASL  itulah tingginya puncak gunung semeru tanah tertinggi pulau Jawa.  Bukan hanya sekedar  5cm tingginya.  Dua tahun yang lalu tidak pernah terpikir untuk mendaki gunung, bagiku dulu buat apa capek - capek naik gunung terus sampai atas abis itu turun lagi.  Awalnya Cuma mengunjungi bromo. Terlihat dari sana puncak gagah berdiri menjulang di kejauhan. Dari situ terbesit keinginan untuk mendakainya. Apalagi pas naik gunung ijen tambah semakin merasakan hal lain kalau naik gunung. Suatu hal bahagia yang tiap orang pasti merasakannya berbeda - beda dan membuat takjub serta speechless.


Semeru mengeluarkan asap terlihat dari Kaldera Bromo
           Akhir – akhir ini semeru udah rame banget yang mendaki. Setelah semeru dijadikan lokasi film 5cm yg menampilkan keindahannya. Tapi naik gunung bukanlah hal yang mudah dan gampang. fisik, logistik, perlengkapan, dan mental harus dipersiapkan dengan matang.


Perlengkapan
           Tepat 17 agustus aku berangkat. Sampai Surabaya malam hari karena penerbangan terakhir, naik travel dari juanda, jalanan sepi sekali. Mobil melaju dgn kencang sehingga kurang dari 2 jam sudah sampai Malang. Istirahat di kostan Yogi yg juga akan menjadi partner setia selama pendakian nanti.
            Esok harinya diisi dengan melengkapi perlengkapan dan logistik pendakian. Ada satu lagi teman saya yang ikut naik, Azis ini sudah pernah naik semeru tapi hanya sampai ranu kumbolo saja. Setelah koordinasi apa saja yang harus dibawa dan kami memutuskan berangkat setelah subuh naik motor sampai RanuPane.

            Subuh – subuh udah bangun terus mandi, Malang emang dingin banget alhasil ngantuk hilang seketika karena air es di kamar mandi. Cek list kembali barang yang dibawa, kemudian naik motor dan ketemuan sama azis, Rupanya azis bawa satu temannya lagi. Langsung berangat ke daerah Tumpang, Stop dulu di pom bensin yang baru buka untuk isi premium dan menyiapkan persyaratan pendakian yaitu surat kesehatan dan foto cpy ktp.
          Melanjutkan lagi perjalanan matahari mulai muncul tampaklah puncak gunung yang mengeluarkan asap, ternyata benar – benar tinggi sekali ya. Perjalanan dilalui dengan suka duka, tanjakan tiada henti, turun berkali – kali buat dorong motor yg gak kuat nanjuak atau pas jalan rusak (mungkin kalau bisa ngomong nih motor udah misuh – misuh gak jelas)  Melewati desa yang peduduknya murah senyum dan istirahat sejenak untuk menikmati keindahan kaldera bromo yg membuat capek hilang seketika.


Bromo dari belakang
Yogi aka. Ogel
        Jam 8 pagi sampai di RanuPane, ternyata desa atas gunung ini ramai sekali. Banyak pendaki yang baru turun setelah momen 17an. Parkir motor di dekat lapangan lalu berjalan ke arah pos pendaftaran, ternyata belum buka menunggulah sekitar 1 jam sambil gerak ngangetin badan. Jam 9 pos akhirnya dibuka, mudah saja ternyata hanya mengisi form yg isinya data pendaki dan logistik apa saja yg dibawa kemudian membayar dgn 3 lembar uang ijo.
        Berkumpulah kami ber-empat memanjatkan doa kepada yang maha kuasa agar perjalanan ini selamat sampai kembali turun nanti. Mulailah langkah awal bersejarah bagi saya yg pertama kali mendaki gunung tinggi, baru beberapa meter jalan “oh iya, kan belum sarapan kita?” nanggung ah, udah semangat jalan ini. Ya udah ngemil – ngemil aja sambil jalan.



Yogi & Yogi
Kebun sayur penduduk

           Jalan terus gak ada istirahat, ritme jalan sedang aja. Setelah satu jam ketemu pos 1 tapi udah penuh pendaki lain jadi istirahatnya di pinggir jalan aja sambil lesehan. Istirahat sebentar jalan lagi kali ini ritme agak lambat jalan mulai sempit dan agak rimbun gak tau berapa kali istirahat pos 2 lewat lalu sampailah di pos 3 yg udah roboh. Disampingnya sudah menyambut tanjakan curam nan berdebu.  Tanjakan yg bikin nafas putus – putus. Sampai atas langsung lesehan capek banget, tapi ini tanjakan tinggi  terakhir sebelum ranu kumbolo.

Minggu, 04 November 2012

KAWAH IJEN

Kawah Ijen adalah danau sulfur (belerang) yang berada di ketinggian 2.148 mdpl. Berlokasi di wilayah perbatasan Bondowoso dan Banyuwangi, Jawa Timur.  Kawah ini memiliki air Kawah yang bewarna hijau tosca. Jika kalian sedang menaiki pesawat dari Surabaya – Bali maka kalian akan melihat keindahan air danau yang membuat kalian penasaran untuk melihat dari dekat.


IJEN CRATER

            Jam 19.00 sampailah kami di Kota Bondowoso, cari warung buat makan malam dan istirahat sebentar, Jam 20.00 kami memutuskan melanjutkan perjalanan untuk ke Kawah Ijen.

RUTE

Dari Bondowoso kita menuju Wonosari, diantara kita belum ada yang pernah ke Kawah Ijen. Alhasil kita pun banyak bertanya sepanjang perjalanan. Di Wonosari kita belok kanan di simpang Gardu Atak (kalau dari arah Jember). Sekitar 30 menit kemudian kita sampai di desa Sukosari, isi bensin dulu dan tanya penduduk sekitar arah ke Kawah Ijen. Dari sini perjalanan baru dimulai (perjalanan berat maksudnya) Sebenarnya kami tidak disarankan penduduk buat naik ke atas, karena hari sudah gelap, jalanan rusak dan pasti sangat sepi. Tapi kami tetap melanjutkan perjalanan. Ternyata benarr... kami tidak bertemu satupun kendaraan sepanjang perjalanan, saat jalan sudah mulai menanjak jalanpun berubah dari aspal menjadi aspal – aspalan (aspal yg terkelupas maksudnya) Perjalanan semakin lengkap karena hujan rintik menemani kami sepanjang jalan. Setelah melewati jalanan rusak yg terasa sangat lama perjalanannya. Desa Sempol terlihat dari kejauhan, cahaya – cahaya lampu rumah tampak bersinar di kegelapan. Disini kita akan meneemui pos Perkebunan kopi, Kita harus izin dan mengisi buku tamu untuk melewati Kebun kopi. Kita ditanya kenapa malam hari menuju Kawah Ijennya?  Kita akan melewati 3 portal penjagaan, Yang pertama di pos perizinan ini, Kemudian melewati perkampungan dan kebun kopi di kiri dan kanan jalan. Sampai di pos 2 langsung di bukakan portal oleh petugas. Dari pos 2 jalan mulai menanjak dan menyempit. Sampai di pos 3 kami bingung karena portalnya tidak terbuka, ternyata bapak penjaganya ketiduran. Setelah memanggil – manggil Bpknya pun terbangun dan menanyakan tujuan kita kemudian membukakan portalnya. Dari Pos 3 jalan kembali menanjak dan sangat sepi.



            Jam 22.00 sampailah kami di Paltuding, Disinilah Pemberhentian terakhir untuk ke Kawah Ijen. Dari sini harus berjalan kaki kalau mau ke Kawah. Sampai di Paltuding hujan sudah reda. Bpk penjaga menanyakan tujuan kami, Beliau menyarankan kami buat nginap dulu dan mendaki esok harinya. Kami memutuskan buat ke warung dan memesan kopi panas, herannya baru 5 menit kopi diletakkan di meja sudah menjadi kopi dingin (kebayang kan gimana dinginnya). Langit sangat cerah bintang – bintang terlihat dengan jelas. Kami memutuskan buat tidur di warung setelah meminta izin dengan pemilik warung. Dengan menggabungkan kursi – kursi jadilah tempat tidur sementara. 


bobo dulu...

Sekitar jam 04.00 kami bersiap2 menuju kawah, tidak lupa sarapan dahulu. Disini kami bertemu rombongan dari Jogja dan memutuskan mendaki bersama karena diantara mereka ada yg pernah mendaki.


rombongan dari jogja

            Trek awal jalanan masih sedikit mendaki, 15 menit kemudian mulailah jalanan berat, cukup tinggi jalan yg kita lalui, setelah 40 menit sampailah kita di pos bunder. Disini bertemu para pemikul belerang. Istirahat sebentar melanjutkan kembali jalan, jalur berubah dari yg tadi cukup lebar menjadi jalur sempit dan berkelok – kelok. Akhirnya setelah 90 menit mendaki sampailah di bibir Kawah Ijen.






        Ternyata benar ada api biru di Kawah Ijen yg hanya terlihat sekitar jam 02.00 – 05.00 (inilah yg membuat aku bersikeras buat ke Kawah meskipun malam hari). Menikmati api biru sambil menunggu mentari terbit. Saat matahari mulai meninggi terlihatlah keindahan air danau yang hijau tosca dengan bibir kawah yyang sangat luas. Juga gunung di sekitar Kawah yg masih tertutup awan lerengnya. 




api biru




Senin, 22 Oktober 2012

Pantai Watu Ulo (Batu Ular) dan Pantai PAPUMA (Pasir Putih Malikan)

               Masih ada waktu 4 hari lagi sebelum aku meninggalkan tanah Jawa. Terbesit keinginan buat ke Kawah Ijen. “Om, bus yg ke Bondowoso rutenya gimana ya? Aku mau ke kawah Ijen.” Tanyaku kpd sepupuku yg lebih tua.  “Wah rodo angel kui, terminal’e beda karo seng ke Banyuwangi” jawabnya.  “Gak apa, Wani aku” kataku.   Setelah mikir agak lama, dia bersedia nganterin aku pake motor. “Gak sekalian ke watu ulo sama pasir putih” tanyanya lagi? BOLEH.


PAPUMA

            Esok harinya pagi2 aku udah packing buat menuju sana, Lama nungguin dia pulang kerja, akhirnya jan 1 siang kita menuju Watu Ulo. Rute perjalanan Kencong – Puger – Ambulu – Watu Ulo. Membutuhkan sekitar 1 jam buat sampai kesana, sepanjang perjalanan disuguhi hamparan sawah yg sangat luas, juga kebun tembakau yg berkelambu. Sampai disana kita menuju Watu Ulo, beli karcis masuk dulu, pasir disini bewarna hitam dengan ombak - ombak yg besar.


Daerah persawahan
pabrik semen puger
Tembakau
Tembakau
Gerbang masuk pantai Watu Ulo
Watu Ulo
Watu Ulo
Pantai Watu Ulo
Batu Ular
Dilarang naik